Minggu, 31 Maret 2013

Kesehatan Mental Berdasarkan Dimensi dan Teori Kepribadian Menurut Erikson, Freud dan Allport


Nama : Titis Barliani
NPM : 17511902
Kelas : 2PA05

KESEHATAN MENTAL BERDASARKAN DIMENSI


Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Dan menurut White (1977), sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.
WHO pun mengembangkan defenisi tentang sehat. Pada sebuah publikasi WHO tahun 1957, konsep sehat didefenisikan sebagai suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki. Sementara konsep WHO tahun 1974, menyebutkan Sehat adalah keadaan sempurna dari fisik, mental, sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sementara Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional Ulama tahun 1983 merumuskan kesehatan sebagai ketahanan “jasmaniah, ruhaniyah dan sosial” yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunannya, dan memelihara serta mengembangkannya.
Konsep kesehatan mental berdasarkan dimensi-dimensi:
- Emosi
Orang yang sehat secara emosi dapat terlihat dari kestabilan dan kemampuannya mengontrol dan mengekspresikan perasaan (marah, sedih atau senang) secara tidak berlebihan. Mampu mengendalikan diri.
- Intelektual
Dikatakan sehat  secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat realitas. Memilki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan.
- Sosial
Sehat secara sosial dapat dikatakan mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan baik dengan sekitarnya.mampu untuk bekerja sama.
- Fisik
Dikatakan sehat bila secara fisiologis (fisik) terlihat normal tidak cacat, tidak mudah sakit, tidak kekurangan sesuatu apapun.
- Spritual
Sementara orang yang sehat secara spiritual adalah mereka yang memiliki suatu kondisi ketenangan jiwa dengan id mereka Secara rohani dianggap sehat karena pikirannya jernih tidak melakukan atau bertindak hal-hal yang diluar batas kewajaran sehingga bisa berpikir rasional.

Kesimpulan
Definisi kesehatan mental dari dimensi-dimensi diatas berbeda-beda, namun dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah kita dapat mengendalikan diri, melakukan hal-hal yang tidak membahayakan diri, dapat berpikir secara rasional, mampu berinteraksi dengan lingkungan sosial dan dapat menjaga kesehatan fisik. Jika itu semua dapat terpenuhi, maka dapat dikatakan sebagai seseorang yang memiliki mental yang sehat.


TEORI KEPRIBADIAN

A. ERIKSON
Menurut Erikson, perkembangan manusia melewati suatu proses dialektik yang harus dilalui dan hasil dari proses dialektik ini adalah salah satu dari kekuatan dasar manusia yaitu harapan, kemauan, hasrat, kompetensi, cinta, perhatian, kesetiaan dan kebijaksanaan. Perjuangan di antara dua kutub ini meliputi proses di dalam diri individu (psikologis) dan proses di luar diri individu (sosial). Dengan demikian, perkembangan yang terjadi adalah suatu proses adaptasi aktif.
-  Trust VS Mistrust (0-1/1,5 tahun).
Perkembangan basic trust, essensial. Dalam derajat tertentu diperlukan juga perkembangan ketidakpercayaan (mistrust) untuk mendeteksi suatu bahaya atau suatu yang tidak menyenangkan & membedakan orang-orang yang dapat dipercaya / tidak.
- Otonomi VS Rasa Malu dan Ragu ( early chilhood : 1/1,5-3 tahun).
Mulai mengembangkan kemandirian. Bisa timbul kegelisahan, ketakutan dan kehilangan rasa pencaya diri apabila suatu kegagalan terjadi.
- Inisiatif VS Rasa Bersalah (late chilhood: 3-6th).
Komponen positif adalah berkembangnya inisiatif. Modalitas dasar psikososialnya : membuat, campur tangan, mengambil inisiatif , membentuk, melaksanakan pencapaian tujuan dan berkompetisi.
- Industri VS Inferiority ( usia sekolah: 6-12 tahun).
Dimulai industrial age. Pengalaman berhasil memberikan rasa produktif, menguasai dan kompetitif. Kegagalan menimbulkan perasaan tidak adekuat & inferioritas merasa diri tidak tidak berguna.
- Identitas dan Penolakan VS difusi Identitas ( masa remaja: 12-20 tahun).
Tahap perkembangan sebelumnya memberi kontribusi yang berarti pada pembentukkan Identitas dapat terjadi krisis identitas. Fungsi dasar remaja : mengintegrasikan berbagai identifikasi yang mereka dapat pada masa kanak-kanak untuk melengkapi proses pencarian identitas.
- Intimasi dan Solidaritas VS Isolasi (Early adulthood : 20-35 th).
Perkembangan identitas mendasari perkembangan keakraban indvidu dengan orang lain. Kemampuan mengembangkan hubungan dengan sejenis/lawan jenis. Salah satu aspek keintiman adalah solidaritas. Jika keintiman gagal dicapai, individu cenderung menutup diri.
- Generativitas VS Stagnasi/ mandeg ( middle adulthood : 35-65 th ).
Generativitas bertitik tolak pada pentingnya dan pengarahan generasi berikutnya. Penting menumbuhkan upaya-upaya kreatif dan produktif . Bila generativitas gagal, terjadi stagnasi.
- Integritas VS Keputusasaan (later years: diatas 65 th).
Secara ideal telah mencapai integritas Integritas : menerima keterbatasan hidup, merasa menjadi bagian dari generasi sebelumnya, memiliki rasa kearifan sesuai bertambahnya usia, merupakan integrasi akhir dari tahap-tahap sebelumnya. Bila integritas gagal : timbul keputusasaan, penyesalan terhadap apa yang telah dan belumdilakukannya, ketakutan dalam menghadapi kematian.

B. FREUD
Psikoanalisis adalah permasalahan yang terbawa ke bawah alam sadar, yang berusaha dibawa ke alam nyata. Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran yaitu (1) alam tidak sadar (unconscious) adalah segala sesuatu yang sukar sekali muncul ke dalam kesadaran (menghasilkan pikiran-pikiran dan dorongan-dorongan), (2) alam bawah sadar (preconscious) adalah segala sesuatu yang membutuhkan sedikit usaha untuk dibawa ke dalam kesadaran, (3) alam sadar (conscious-ness) adalah segala sesuatu yang kita sadari.

WILAYAH PIKIRAN
Selama hampir dua dekade, Freud menelurkan satu-satunya model pikiran topografis seperti yang dijelaskan dibagian sebelumnya, dan satu-satunya upayanya untuk menggambarkan pertempuran psikis adalah konflik antara dorongan yang disadari dan yang tidak disadari. Kemudian selama periode 1920-an, Freud (1923/1961an) memperkenalkan model struktural yang terdiri dari tiga bagian. Pembagian pikiran kedalam tiga bagian seperti ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan model topografis, tetapi cara ini membantu Freud menjelaskan gambaran mental berdasarkan fungsi atau tujuannya. Wilayah pikiran menurut Freud dibagi menjadi tiga,yaitu;
a) Id : instinctual drives present at birth.
- Bekerja menurut the pleasure principle.
- Memiliki 2 proses: (1) tindakan refleks (reaksi otomatis), (2) proses primer (penurunan ketegangan dengan cara membentuk khayalan tentang objek yang dapat menghilangkan ketegangan).
b) Ego : develops out of the id in infacy.
- Paham akan realitas dan logika.
- Mediator antara id dan superego.
- Berfungsi untuk menunda pemuasan sesuai situasi (reality principle).
c) Superego : hasil interaksi dengan dunia sekitarnya.
- Internalisasi nilai dan moral dari lingkungan social.
- Bersifat utopis (utopia).
- Berfungsi merintangi implus dari id.
- Dibedakan menjadi: (1) ego ideal (apa yang semestinya atau idealnya dilakukan), (2) conscience (apa yang tidak boleh dilakukan).

DINAMIKA KEPRIBADIAN
Tingkat kehidupan mental dan wilayah pikiran mengacu pada struktur atau komposisi kepribadian; tetapi kepribadian itu sendiri juga bertindak. Sehingga, Freud mengusulkan sebuah dinamika atau prinsip motivasional untuk menerangkan kekuatan-kekuatan yang mendorong tindakan manusia. Bagi Freud, manusia termotivasi untuk mencari kesenangan serta menurunkan ketegangan dan kecemasan. Motivasi ini diperoleh dari energi psikis dan fisik dari dorongan-dorongan dasar yang mereka miliki. Dinamika kepribadian menurut Freud yaitu (1) Instink merupakan representasi psikologis dari kebutuhan ragawi, untuk memenuhi kebutuhan psikologis. Penggolongan instink menurut Freud dibagi menjadi 2 yaitu, life instink (instink hidup) seperti lapar, haus, sex dan death intink (instink mati) seperti dorongan agresif. (2) Kecemasan merupakan situasi afektif yang dirasa tidak menyenangkan yang diikuti oleh sensasi fisik yang memperingatkan seseorang akan bahaya yang mengancam. Kecemasan memiliki 3 jenis yaitu, reality anxiety (timbul dari bahaya yang nyata), neurotic anxiety (kekhawatiran jika id lepas kendali) ketakutan akan hukuman, dan moral anxiety (timbul jika individu akan atau sudah melanggar norma yang tertanam dalam dirinya atau berasal dari kata hati).

TAHAP PERKEMBANGAN
Perkembangan manusia dalam psikoanalisis merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap. Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun (A.Supratika, 1984), yaitu: (1) tahap oral, (2) tahap anal: 1-3 tahun, (3) tahap palus: 3-6 tahun, (4) tahap laten: 6-12 tahun, (5) tahap genetal: 12-18 tahun, (6) tahap dewasa, yang terbagi dewasa awal, usia setengah baya dan usia senja.

C. ALLPORT
Allport mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi dinamis dari sistem psikofisik seseorang yang menentukan perilaku dan pikiran dari orang tersebut. Menurut Allport orang yang sehat secara psikologis kebanyakan termotivasi oleh proses yang disadari; mempunyai perluasan atas rasa tentang diri; berhubungan dengan penuh kasih saying dengan orang lain; menerima diri mereka apa adanya; mempunyai persepsi realistis mengenai dunia; serta memiliki wawasan, humor, dan filosofi kehidupan yang menyeluruh. Allport mendukung suatu posisi yang proaktif, yaitu penekanan pandangan manusia mempunyai kemampuan yang besar atas kontrol yang sadar mengenai hidup mareka.

STRUKTUR KEPRIBADIAN
Menurut Allport struktur kepribadian terpenting adalah yang dapat dideskripsikan orang tersebut dalam konteks karekteristik individual yang yang disebut sebagai disposisi personal. Struktur kepribadian menjadi 2 yaitu, (1) Disposisi personal adalah struktur neuropsikis umum (khas bagi individu) yang mempunyai kapasitas untuk memberikan respon terhadap banyak stimulus yang berfungsi ekuivalen, serta untuk memulai dan mengarahkan bentuk perilaku adaptif ekspresif yang konsisten (setara). Tiga tahapan diposisi personal adalah disposisi pokok hanya dimiliki oleh beberapa orang dan sangat jelas sehingga tidak dapat disembunyikan, disposisi sentral 5-10 karakter yang membuat seseorang menjadi khas, disposisi sekunder  yang lebih tidak dapat dibedakan namun terdapat dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan disposisi sentral. (2) Proprium merujuk pada perilaku dan disposisi personal yang hangat dan sentral untuk hidup kita, dan kita anggap sebagai sesuatu yang khusus kita miliki.

MOTIVASI
Kekuatan dari struktur motivasi dalam kepribadian menurut Allport berbeda dengan yang lain, dimana ia mengatakan bahwa yang paling menunjang dalam motivasi ialah kemampuan kognitif dan perencanaan hidup. Dari dua hal itu, ia mampu membentuk motivasi dalam dirinya karena ia telah memiliki kemampuan kognitif dan perencanaan.

OTONOMI FUNGSIONAL
Otonomi fungsional adalah struktur yang membahas tentang keanekaragaman pribadi. Kenapa ada yang suka membaca? Kenapa ada yang suka Melukis? itulah yang disebut dengan keanekaragaman pribadi yang dibagi dalam dua tingkat otonomi yaitu: Kebiasaan dan Minat. Kebiasaan adalah struktur yang terbentuk dari keterikatan lingkungan kita. Misalnya jika kita tinggal di lingkungan yang banyak pemain bola, maka kita akan ikut juga untuk bermain bola, sedangkan Minat adalah stuktur yang terbentuk dari kesadaran akan target yang kita inginkan.

Sumber :
Feist, Jess & Gregory J. Feist. 2011. Teori Kepribadian Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika.
Feist, Jess & Gregory J. Feist. 2011. Teori Kepribadian Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.