1. TEORI KEPRIBADIAN
TEORI
BEHAVIOR
Apa
itu Behaviorisme?
Behavior
dalam psikologi atau juga disebut behaviorisme adalah teori pembelajaran yang
didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari pengkondisisan linngkungan. Pengkondisian
terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Teori ini dapat dipelajari secara
sistematis dan dapat diamati dengan tidak mempertimbangkan dari seluruh keadaan
mental.
Ada
dua tipe pengkondisian dalam Behavior:
1. Classical Conditioning adalah cara yg
digunakan dalam percobaan behavior yang stimulusnya terjadi secara natural yang
dihubungkan dengan respons yakni dengan stimulus netral. Respon akan hadir
dengan sendirinya tanpa respon yang disengaja.
2. Operant Conditioning adalah cara yang
digunakan dalam behavior dengan diakhiri dengan hadiah dan hukuman.
5
pemikir besar dalam behavior adalah :
1.
Ivan pavlov
2.
B. F. Skinner
3.
Edward Thorndike
4.
John B. Watson
5.
Clark Hull
Kritik
terhadap Teori Behavior:
1. Teori ini hanya menggunakan
pendekatan satu dimensi saja dalam memandang perilaku.
2. Proses
belajar terjadi hanya dengan adanya penguatan atau hukuman
3. Manusia dan hewan dapat beradaptasi dengan
tingkah lakunya ketika informasi baru itu dikenalkan, walapupun pola tingkah
laku sebelumnya telah diketahui melalui penguatan.
Kelebihan
Teori Behavior:
1. Teori Behavior
adalah didasarkan pada perilaku yang dapat diobservasi, sehingga mempermudah
2. Teknik terapi yang didasarkan pada
behaviorisme antra lain intervensi tingkah laku secara intensif, lebih
ekonomis, dan pelaksanaannya memiliki ciri tersendiri. Pendekatan ini sangat
berguna untuk merubah perilaku yang berbahaya dan maladaptif baik pada anak dan
dewasa.
TEORI
PSIKOANALISIS
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan
perilaku psikologis manusia. Dalam pandangan Freud, semua
perilaku manusia baik yang nampak (gerakan otot) maupun yang tersembunyi
(pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya. Terdapat
peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun bisa kita akses (preconscious)
dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak sadar (unconscious). Di alam
tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental yang ibarat gunung es dari
kepribadian kita, yaitu:
a. Id,
adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.
b. Superego,
adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu dari
lingkungannya.
c. Ego,
adalah pengawas realitas.
Sebagai contoh adalah berikut ini:
Anda adalah seorang bendahara yang diserahi mengelola uang sebesar 1 miliar
Rupiah tunai. Id mengatakan pada Anda: “Pakai saja uang itu sebagian,
toh tak ada yang tahu!”. Sedangkan ego berkata:”Cek dulu, jangan-jangan
nanti ada yang tahu!”. Sementara superego menegur:”Jangan lakukan!”.
Pada masa kanak-kanak kira
dikendalikan sepenuhnya oleh id, dan pada tahap ini oleh Freud disebut
sebagai primary process thinking. Anak-anak akan mencari pengganti jika
tidak menemukan yang dapat memuaskan kebutuhannya (bayi akan mengisap jempolnya
jika tidak mendapat dot misalnya).
Sedangkan ego akan lebih berkembang
pada masa kanak-kanak yang lebih tua dan pada orang dewasa. Di sini disebut
sebagai tahap secondary process thinking. Manusia sudah dapat
menangguhkan pemuasan keinginannya (sikap untuk memilih tidak jajan demi ingin
menabung misalnya). Walau begitu kadangkala pada orang dewasa muncul sikap
seperti primary process thnking, yaitu mencari pengganti pemuas
keinginan (menendang tong sampah karena merasa jengkel akibat dimarahi bos di
kantor misalnya).
Proses pertama adalah apa yang
dinamakan EQ (emotional quotient), sedangkan proses kedua adalah IQ (intelligence
quotient) dan proses ketiga adalah SQ (spiritual quotient).
TEORI
HUMANISTIK
Beberapa
psikolog pada waktu yang sama tidak menyukai uraian aliran psikodinamika dan
behaviouristik tentang kepribadian. Mereka merasa bahwa teori-teori ini
mengabaikan kualitas yang menjadikan manusia itu berbeda dari binatang, seperti
misalnya mengupayakan dengan keras untuk menguasai diri dan merealisasi diri.
Di tahun 1950-an, beberapa psikolog aliran ini mendirikan sekolah psikologi
yang disebut dengan humanisme. Psikolog humanistik mencoba untuk melihat
kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka
cenderung untuk berpegang pada prespektif optimistik tentang sifat alamiah
manusia. Mereka berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan
rasional untuk dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih
potensi maksimal mereka.
Humanisme lebih
melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian
yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif.
Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para
pendidik yang beraliran humanisme biasanya memfokuskan pengajarannya pada
pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif disini erat kaitannya
dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi
adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran
humanisme.
2. TOKOH PSIKOLOGI
ERICH FROMM
Erich
Fromm lahir di Frankfurt, Jerman pada tanggal 23 Maret
1900. Ia belajar psikologi dan sosiologi di University Heidelberg, Frankfurt,
dan Munich. Setelah memperoleh gelar Ph.D dari Heidelberg tahun 1922, ia
belajar psikoanalisis di Munich dan pada Institut psikoanalisis Berlin
yang terkenal waktu itu. Tahun 1933 ia pindah ke Amerika Serikat dan mengajar
di Institut psikoanalisis Chicago dan melakukan praktik privat di New
York City. Ia pernah mengajar pada sejumlah universitas dan institut di
negara ini dan di Meksiko. Terakhir, Fromm tinggal di Swiss dan meninggal di
Muralto, Swiss pada tanggal 18 Maret 1980.
Teori
Fromm adalah campuran yang agak unik antara teori Freud dan Marx. Freud, tentu
saja, menekankan pada keadaan bawah sadar, biological drive, represi,
dan sebagainya. Dengan kata lain, Freud mendalilkan bahwa karakter kita
ditentukan oleh sistem biologis pada tubuh kita. Marx, di sisi lain, melihat
orang-orang yang ditentukan oleh lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal,
terutama oleh sistem ekonomi mereka.
Fromm mengkombinasikan dari dua sesuatu sistem deterministik yang cukup asing: yaitu gagasan kebebasan. Bahkan, Fromm membuat kebebasan karakteristik utama dari sifat manusia!
Fromm mengkombinasikan dari dua sesuatu sistem deterministik yang cukup asing: yaitu gagasan kebebasan. Bahkan, Fromm membuat kebebasan karakteristik utama dari sifat manusia!
Ada
beberapa teori Fromm yang terbukti. Sebuah contoh yang tepat berasal murni dari
determinisme biologis, ala Freud, yaitu Binatang tidak khawatir tentang
kebebasan - naluri mereka mengurus semuanya. Woodchucks, misalnya, tidak perlu
konseling karir untuk memutuskan apa yang akan mereka menjadi ketika mereka
tumbuh dewasa: Mereka akan menjadi woodchucks!
Dari
sini kita bisa melihat kehidupan di Abad Pertengahan yang mengerikan dan
primitif, atau hidup sebagai binatang. Namun kenyataannya adalah bahwa
kurangnya kebebasan yang ditunjukkan oleh determinisme biologis atau sosial
sangatlah sederhana. Hidup Anda memiliki struktur, makna, tidak ada alasan
untuk pencarian jati diri, Anda dapat menyesuaikan diri dan tidak pernah
menderita krisis identitas.
Tema
dasar dari semua tulisan Fromm adalah individu yang merasa kesepian dan
terisolir karena dipisahkan dari alam dan lingkungan sekitarnya. keadaan
isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang, ini adalah situasi
khas manusia. Dalam bukunya Escape from Freedom (1941), ia
mengembangkan tesis bahwa manusia menjadi semakin bebas dari abad ke abad, maka
juga makin merasa kesepian (being lonely). Jadi, kebebasan menjadi
keadaan yang negatif dimana manusia melarikan diri. dan jawaban dari kebebasan
yang pertama adalah semangat cinta dan kerjasama yang menghasilkan manusia yang
menghasilkan masyarakat yang lebih baik, yang kedua adalah manusia merasa aman
dengan tunduk pada penguasa yang kemudian dapat menyesuaikan diri dengan
masyarakat.
Contoh Kasus :
"Seorang wanita 25 tahun; dia cantik, menarik, dan
selain pelukis. Saya pernah mendengar bahwa ia telah bertunangan dan beberapa
saat kemudian pertunangan itu batal, saya ingat bahwa dia hampir selalu berada
pada perusahaan ayahnya. Menurut saya, Ayahnya adalah seorang tidak menarik,
tua, dan saya pikir beliau tidak terlalu luwes dan supel dalam bergaul (mungkin
penilaian saya agak bias oleh cemburu). Lalu suatu hari saya mendengar berita
mengejutkan: ayahnya telah meninggal, dan segera setelah itu, ia bunuh diri dan
meninggalkan sebuah surat wasiat yang menyatakan bahwa ia ingin dikuburkan
dengan ayahnya”.
ABRAHAM MASLOW
Abraham
Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada 1908 dan wafat pada 1970 dalam
usia 62 tahun. Maslow dibesarkan dalam keluarga yahudi dan merupakan anak tertua
dari tujuh bersaudara. Masa muda Maslow berjalan dengan tidak menyenangkan
karena hubungan yang buruk dengan kedua orang tuanya. Semasa anak-anak dan
remaja Maslow merasa dirinya amat menderita dengan perlakuan orangtuanya,
terutama ibunya.
Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi
humanistik.
Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa
mungkin. Teorinya
yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs atau Hierarki
Kebutuhan. Kehidupan keluarganya dan pengalaman hidupnya memberi pengaruh
atas gagasan gagasan psikologisnya. Setelah perang dunia ke II, Maslow mulai
mempertanyakan bagaimana psikolog psikolog sebelumnya tentang pikiran manusia.
Walau tidak menyangkal sepenuhnya, namun ia memiliki gagasan sendiri untuk
mengerti jalan pikir manusia.
Maslow menggunakan piramida sebagai
peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai teori
hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan
atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan
tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Kebutuhan fisiologis atau dasar
2.
Kebutuhan akan rasa aman
3.
Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
4.
Kebutuhan untuk dihargai
5.
Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Maslow menyebut empat kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan harga diri
dengan sebutan homeostatis.mudian berhenti dengan sendirinya.
Maslow memperluas cakupan prinsip homeostatik ini kepada
kebutuhan-kebutuhan tadi, seperti rasa aman, cinta dan harga diri yang biasanya
tidak kita kaitkan dengan prinsip tersebut. Maslow menganggap
kebutuhan-kebutuhan defisit tadi sebagai kebutuhan untuk bertahan. Cinta dan
kasih sayang pun sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah ada sejak lahir
persis sama dengan insting.
Contoh Kasus :
Ada sebuah perusahaan X yang mengalami krisis ekonomi, sehingga
perusahaan tersebut mengalami kerugian yang sangat besar. Perusahaan tersebut
harus mendapatkan solusi dari krisis yang sedang mereka hadapi. Mereka
mengambil solusi yaitu dengan cara mem-PHK beberapa pegawai di perusahaan
tersebut. Hal ini berdampak buruk pada kesejahteraan pegawai di perusahaan
tersebut yang terkena PHK. Sehingga mereka tidak dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang terdapat dalam teori Abraham Maslow.
CARL ROGERS
Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park,
Illinios, Chicago. Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Pebruari 1987 karena
serangan jantung.Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers
dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan
fundamentalis yang terkenal keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika.
Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran
fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide-ide dan konsep
teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman -pengalaman terapeutiknya.
Konsep
diri menurut Rogers adalah bagaimana orang memberi gambaran terhadap dirinya,
tentang siapa dirinya. Konsep
diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep
diri real dan konsep diri ideal.
Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence
dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan antara
self yang dirasakan dalam pengalaman actual, dari situ tidak bisa mengembangkan
kepribadian yang sehat. Sedangkan Congruence adanya kecocokan antara self yang dirasakan dengan kenyataan. Setiap
manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan,
pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for
positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive
regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak
bersyarat). (Schultz 1991).
Rogers
memiliki beberapa hipotesis tentang bagaimana ketidaksesuaian itu dapat
berkembang. Rogers
menggambarkan orang yang tidak sehat adalah orang yang mengalami tidak
mendapatkan unconditional positive regard (penghargaan positif tanpa syarat). Contohnya, Semakin banyak
conditional positive regards dari orang tua, patologi juga semakin berkembang.
Karena membutuhkan cinta tersebut, anak mulai untuk mendapatkan kasih sayang
tersebut dengan mengikuti kondisi yang diberikan orang tuanya atau apa yang
diharapkan oleh orang tuanya. Sehingga dia tidak menjadi dirinya sendiri dan
selalu mengkuti kehendak orang lain.
Perkembangan
kepribadian Self menurut Rogers.
Self merupakan konstruk utama dalam teori kepribadian Rogers,
yang dewasa ini dikenal dengan ” Self concept “. Rogers
mengartikan sebagai persepsi tentang karakteristik “ I ” atau
“ Me” dan persepsi tentang hubungan “ I” atau “ Me ”
dengan orang lain atau berbagai aspek kehidupan, termasuk nilai-nilai yang
terkait dengan persepsi tersebut.
Diartikan juga sebagai keyakinan
tentang kenyataan, keunikan, dan kualitas tingkah laku diri sendiri. Konsep
diri merupakan gambaran mental tentang diri seseorang, seperti : “Saya cantik”,
“Saya seorang pekerja yang jujur”, dan “Saya seorang pelajar yang rajin”.
Hubungan antara “ Self
concept ” dengan organisme terjadi dalam 2 kemungkinan, yaitu “ congruence ”
atau “ Incongruence”. Kedua kemungkinan hubungan ini menentukan
perkembangan kematangan, penyesuaian, dan kesehatan mental seseorang. Apabila
antara “ Self concept ” dengan organisme terjadi kecocokan
maka hubungan itu disebut kongruen, tetapi apabila terjadi diskrepansi
(ketidakcocokan) maka hubungan itu disebut inkongruen. Contoh yang inkongruen :
Anda mungkin meyakini bahwa secara akademik anda seorang yang cerdas, namun
ternyata nilai-nilai yang anda peroleh sebaliknya (organisme atau pengalaman
nyata).
Peranan
Positif Regard dalam kepribadian individu
Positive regards sangat dibutuhkan agar
individu mempunyai kepribadian yang sehat. Ketika anak sedang berkembang maka
anak juga belajar membutuhkan cinta dan kasih sayang dari orang terdekatnya
maka hal tersebut disebut sebagai positive regards. Setiap anak
terdorong untuk mencari positive regards tetapi tidak setiap anak
mendapatkan hal itu .
Anak akan merasa senang dan nyaman
jika dia menerima kasih sayang, cinta dan persetujuan dari orang lain, apalagi
jika hal tersebut dia dapatkan dari orang-orang terdekatnya namun, jika dia
kurang mendapat cinta dan kasih sayang serta mendapatkan ejekan, maka dia akan
merasa sangat kecewa dan sedih.
Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya menurut Rogers
1 .Keterbukaan pada Pengalaman
Seseorang yang berfungsi sepenuhnya
seseorang bebas untuk mengalami semua perasaan dan sikap. Setiap pendirian dan
perasaan yang berasal dari dalam dan dari luar disampaikan ke sistem saraf
organisme tanpa distorsi atau rintangan. Memiliki kepribadian yang fleksibel,
tidak hanya menerima pengalaman dalam kehidupan tetapi juga dapat
menggunakannya dalam membuka kesempata–kesempatan persepsi atau ungkapan baru.
2. Kehidupan Eksistensial
Seseorang yang berfungsi sepenuhnya
setiap pengalaman segar dan baru, seperti belum pernah ada. Adanya kegembiraan
karena selalu terbuka ke[ada setiap pengalaman. Kepribadian ini tidak kaku dan
tidak dapat diramalkan. Setiap pengalaman merupakan suatu struktur yang dapat
berubah dengan mudah sebagai respon pengalaman yang berikutnya.
3. Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Seseorang yang berfungsi sepenuhnya
dapat bertindak menurut impuls–impuls yang muncul seketika dan intuitif.
Tingkah laku yang spontanitas dan kebebasan. Memiliki jalan masuk untuk
mengambil keputusan pada situasi tertentu. Semua faktor yang relevan
diperhitungkan dan dipertimbangkan sehingga dapat diambil keputusan yang
memuaskan semua segi situasi dengan sangat baik.
4. Perasaan Bebas
Seseorang yang berfungsi sepenuhnya
memiliki kepribadian yang bebas untuk memilih dan bertindak, tanpa adanya
paksaan dan rintangan antara alternative pikiran dan tindakan. Serta memiliki
suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa
masa depan tergantung pada dirinya.
5. Kreativitas
Semua orang yang berfungsi
sepenuhnya sangat kreatif. Menurut Rogers, orang-orang yang berfungsi
sepenuhnya memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menaggulangi
perubahan-perubahan traumatis sekalipun, seperti dalam pertempuran atau
bencana-bencana alamiah.sehingga ketika mereka mengalami bencana mereka dapat
segera mengatasinya dengan baik.
Contoh Kasus :
Seseorang akan menghadapi persoalan jika diantara
unsur-unsur dalam gambaran terhadap diri sendiri timbul konflik dan
pertentangan, lebih-lebih antara siapa saya ini sebenarnya (real self) dan saya
seharusnya menjadi orang yang bagaimana (ideal self). Berbagai pengalaman
hidup menyadarkan orang akan keadaan dirinya yang tidak selaras itu, kalau
keseluruhan pengalaman nyata itu sungguh diakui dan tidak di sangkal. Berikut
ini ada contoh kasus yang biasa ditangani oleh pendekatan Person-centered.
Misalnya, seorang mahasiswi mengira bahwa dia adalah seorang mahasiswi yang
pintar dan tidak pernah menyontek, tetapi pada suatu saat dia mulai sadar akan
tingkah lakunya yang bertentangan dengan fikiran itu, karena ternyata dia
berkali-kali mencoba menyontek dan jarang mengerjakan tugas-tugas kuliah. Padahal, seharusnya sebagai mahasiswa ia tidak boleh
bertindak begitu. Pengalaman yang nyata ini menunjuk pada suatu pertentangan
antara siapa saya ini sebenarnya dan seharusnya menjadi
orang yang bagaimana. Bilamana mahasiswi mulai menyadari kesenjangan dan
mengakui pertentangan itu, dia menghadapi keadaan dirinya sebagaimana adanya.
Kesadaran yang masih samar-samar akan kesenjangan itu menggejala dalam perasaan
kurang tenang dan cemas serta dalam evaluasi diri sebagai orang yang tidak
pantas (worthless). Mahasiswi ini siap untuk menerima layanan konseling
dan menjalani proses konseling untuk menutup jurang pemisah antara dua kutub di
dalam dirinya sendiri, serta akhirnya menemukan dirinya kembali sebagai orang
yang pantas (person of worth).
Referensi :