Jumat, 01 November 2013

Tugas Tulisan Softskill Periode 2


Tulisan 1          : Manajemen Waktu
Aku bisa mengatur waktu dengan cukup baik. Seperti saat aku bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Aku berangkat sekitar ± 90 menit sebelum kuliah dimulai, 30 menit perjalanan dari rumah menuju stasiun Bogor (30 menit sudah terhitung jika macet, bila tidak macet bisa di tempuh hanya dalam waktu 15-20 menit), perjalanan dari stasiun Bogor sampai stasiun Pondok Cina menggunakan kereta selama ± 40 menit (jika tidak mengalami gangguan bisa di tempuh hanya dengan waktu 30 menit), dan 20 menit untuk perjalanan dari stasiun Pondok Cina ke Kampus E Gunadarma (jika tidak macet bisa di tepuh dalam waktu 10 menit).



Tulisan 2          : Struktur Organisasi
Saat aku masih SMA kelas XII aku pernah menjadi panitia dalam acara Masa Orientasi Siswa (MOS). Semua panitia diberikan tanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya sesuai dengan bagian yang telah di tentukan oleh guru-guru. Ada yang menjadi penanggung jawab kelompok, MC, sek. humas, sek. keamanan, sek. konsumsi, dan lain-lain. Saat itu aku dan seorang teman ku mendapat bagian sek. konsumsi. Tugas kami adalah menyiapkan hidangan kepada tamu yang kami undang untuk mengisi acara dan menyediakan makan minum untuk semua panitia. Saat pagi hari tidak jarang aku membantu sek. keamanan untuk mengontrol anak-anak baru yang datang terlambat. 

Rabu, 30 Oktober 2013

Tugas Softskill Periode 2


Pengorganisasian Struktur Manajemen
A.    Definisi Pengorganisasian
Davis mendefinisikan bahwa organisasi harus mengandung kerja sama individu, terdapat pemimpin dan mempunyai tujuan yang sama, sementara itu, Daft mendefinisikan pengertian organisasi dari sudut pandang modern. Menurutnya organisasi adalah suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu yang saling berinteraksi menurut suatu pola yang terstruktur dengan cara tertentu sehingga setiap anggota organisasi mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing, dan sebagai kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan juga mempunyai batas-batas jelas sehingga organisasi dapat dipisahkan secara tegas dari lingkungannya.

B.     Definisi Struktur Organisasi
Struktur organisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi juga dapat di definisikan suatu keputusan yang diambil oleh organisasi itu sendiri berdasakan situasi, kondisi dan kebutuhan organisasi. Struktur suatu organisasi menggambarkan bagaimana organisasi itu mengatur dirinya sendiri, bagaimana mengatur hubungan antar orang dan antar kelompok. Struktur suatu organisasi ada kaitannya dengan tujuan, sebab struktur organisasi itu adalah cara organisasi itu mengatur dirinya untuk bisa mencapai tujuan yang ingin dicapainya.

C.     Pengorganisasian sebagia fungsi manajemen
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.


Actuating dalam Manajemen
A.    Definisi Actuating
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhka adalah kepemimpinan. Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, maka manajer mengambil tindakan-tindakannya kearah itu.

B.     Pentingnya Actuating
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam penggerakan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.

C.     Prinsip Actuating
Menurut Kurniawan prinsip actuating adalah:
1. Memperlakukan pegawai dengan baik.
2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia.
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi.
4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna.
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih.
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup.
7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya.


Mengendalikan Fungsi Manajemen
A.    Definisi Mengendalikan (Controlling)
Pengendalian (Controlling) adalah salah satu fungsi manajerial seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan. Pengendalian merupakan adalah fungsi penting karena membantu untuk memeriksa kesalahan dan mengambil tindakan korektif sehingga penyimpangan dari standar diminimalkan dan menyatakan tujuan organisasi dicapai dengan cara yang diinginkan.

B.     Langkah-Langkah dalam Controlling
1. Menilai kinerja dan Hasil Kegiatan
Bisa melalui pengamatan individu, laporan statisik, laporan lisan dan tulis.
2. Membandingkan hasil kerja dengan rencana awal atau standart kerja
Perbandingan terhadap budgest, standart atau tujuan program kerja
3. Aksi manajerial untuk mengoreksi penyimpangan atau standart yang tdak tercapai
a. Immediate corrective action
Mengoreksi problema sesegera mungkin agar kinerja kembali ke jalurnya yang benar.
b. Basic corrective action
Menentukan bagaimana dan kenapa kinerja tersebut bisa buruk dan mencari tau suber penyimpangannya.
c. Revising the standart
Menyelaraskan kualitas standart kinerja dengan kondisi sekarang atau bisa dicapai secara realistik dan maksimal dimasa mendatang.

C.     Tipe-Tipe Controlling
1. Feedforward control
Kontrol untuk mencegah problem yang memungkinkan terjadi (Antisipasi).
2. Concurrent control
Kontrol yang dilakukan seketika tatkala aktivitas sedang dilakukan
3. Feedback control
Kontrol yang dilakukan setelah aktivitas selesai dikerjakan
a. Adanya bukti perencanaan yang efektif (sebagai standart kerja)
b. Adanya informasi motivasional buat kerja

D.    Kontrol Proses Manajemen
1. Pengawasan pendahulu (feeforward control, streering controsl)
Dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standart dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan terselenggara.
2. Pengawasan Concurrent (Concurrent Control)
Yaitu pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi syarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3. Pengawasan Umpan-Balik (Feedback Control, Past-Action Control)
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengatur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standart.


Sumber:

Kamis, 10 Oktober 2013

Tulisan 2: Manajemen Keuangan

Sejak dari bersekolah TK pasti kita semua diberikan uang untuk jajan, apa sih sebenarnya tujuan utama kita diberikan uang jajan? Tujuannya antara lain adalah agar kita tau bagaimana mengatur uang dengan baik dan memperhitungkan segala sesuatu yang kita inginkan dengan uang yang kita miliki. Dari penjelasan singkat diatas, berarti manajemen keuangan adalah cara/tindakan yang dilakukan untuk mengelola uang. Dalam sebuah perusahaan, uang adalah hal yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena itu perusahaan wajib dapat mengatur keuangan atau anggaran yang ada diperusahaan itu agar tidak terjadi kebangkrutan. Manajemen keuangan lainnya juga dapat kita lihat dari mahasiswa perantau yang tinggal jauh dari orang tua dimana mereka diberikan uang oleh orang tuanya hanya sebulan sekali. Disitulah mereka harus memiliki manajemen keuangan yang tepat, agar uang yang mereka terima dapat mencukupi sampai akhir bulan. Dapat dilihat jika manajemen keuangan berperan penting dalam sebuah kelangsungan hidup atau kelangsungan berdirinya sebuah perusahaan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kita harus bisa membedakan mana yang menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi mana yang bukan kebutuhan pokok, agar manajemen keuangan dapat berjalan dengan baik dan tidak merugikan siapapun.

Tulisan 1: Manajemen Waktu

Apa itu manajemen waktu? Manajemen waktu adalah mengatur waktu sedemikian rupa agar waktu yang terlewati menjadi berguna dan tidak terlewat secara sia-sia dan menyelesaikan suatu kegiatan dengan target waktu yang sudah ditentukan. Jika kita dapat mengatur waktu dengan baik, itu berarti kita dapat mengatur diri kita dengan baik pula. Sebaiknya dalam mengerjakan berbagai kegiatan, kita harus memiliki manajemen waktu yang baik, agar apa yang kita lakukan dapat terselesaikan dengan tepat. Dalam manajemen waktu, kita harus mengetahui mana yang menjadi prioritas dan mana yang bukan prioritas. Agar manajemen waktu dapat berjalan dengan tepat, sebaiknya kita mengerjakan suatu hal dari yang prioritas. Manajemen waktu yang dilakukan secara bersungguh-sungguh akan memberikan hasil sesuai dengan apa yang kita inginkan. Maka mulai saat ini, belajarlah melakukan kegiatan dengan memiliki manajemen waktu yang tepat agar apa yang kita inginkan dapat tercapai.

Manajemen, Kepemimpinan, Perencananaan, dan Penetapan Manajemen

I.     1. Apa itu Manajemen?

Dalam mengartikan dan mendefinisikan manajemen ada berbagai ragam, ada yang mengartikan dengan ketatalaksanaan, manajemen, manajemen pengurusan, dan lain sebagainya.
Manajemen adalah proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisein dan efektif dengan dan melalui orang lain. Proses menggambarkan fungsi-fungsi yang berjaln terus atau kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan oleh para manajer. Fungsi-fungsi ini lazimnya disebut merancang, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan.
Manajemen sebagai suatu proses, melihat bagaimana cara orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahlu. Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari pengertian menurut:
a. Encylopedia of The Social Science, yaitu suatu proses dimana pelaksaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi.
b. Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.
c. Georgy R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang lain.
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen yaitu koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan terlebih dahulu.

2. Jenis-Jenis Manajemen
a. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia yang terbaik dari bisnis yang kita jalankan dan bagimana sumber daya manusia yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap berkerja bersama dengan kualiatas pekerja yang senantiasa konstan atau bertambah.
b. Manajemen Pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen, dana bagaimana cara pemenuhannya dapay diwujudkan.
c. Manajemen Produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin, dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produk akhir yang dihasilkan dalam proses produksi.
d. Manajemen Keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnia yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit.
e. Manajemen Informasi adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha memastikan bahwa bisnis yang dijalankan tetap mampu untuk terus bertahan dengan jangka panjang.
f. Manajeman Stratei, secara sederhana manajemen dapat diartikan sebagai perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, pengawasan dalam rangka pengambilan keputusan.
g. Manajemen Operasi adalah area bisnis yang berfokus pada proses produksi barang dan jasa, serta memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif dan efesien.

3. Apa itu Kepemimpinan?
Beberapa pendapat tentang “Kepemimpinan” dapat diungkaapkan dari definisi-definisi sebagai berikut:
Menurut Stoner kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas. Ada tiga implikasi penting: Pertama, kepemimpinan melibatkan orang lain (bawahan atau pengikut), kwalitas seorang pemimpin ditentukan oleh bawahan dalam menerima pengarahan dari pemimpin. Kedua, kepemimpinan merupakan pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa dari kegiatan anggota kelompok dan sebaliknya bahwa anggota kelompok atau bawahan secara tidak langsung mengarahkan kegiatan pemimpin. Ketiga, kepimpinan disamping dapat mempengaruhi bawahan juga mempunyai pengaruh. Dengan kata lain seorang pemimpin tidak dapat mengataka kepada bawahan apa yang harus di kerjakan tapi juga mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah pemimpin.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi sebuah kelompok menuju tercapainya tujuan-tujuan. Kepemimpinan, seperti halnya motivasi merupakan topik perilaku organisasi lain yang sangat banyak di teliti. Dan praktis  semua riset telah diarahkan untuk menjawab pertanyaan, “Apa itu seorang pemimpin yang efektif?” Dengan jelas kita dapat melihat suatu evolusi mengenai proses kepemimpinan dalam berbagai teori yang diusulkan untuk memahami dan menjelaskan.
Kepemimpinan memusatkan perhatian pada mengidentifikasi ciri-ciri khusus yang barangkali dapat digunakan untuk membedakan pemimpin dengan yang bukan pemimpin. Para peniliti tidak mampu mengidentifikasi ciri-ciri tertentu yang senantiasa membedakan para pemimpin sehingga sebagai gantinya mereka mulai memeriksa interaksi para pemimpin dengan para pengikut untuk menentukan apakah ada gaya perilaku tertentu yang mencirikan pemimpin efektif. Teori-teori perilaku ini juga terbukti buntu sebab mereka gagal menyadari perbedaan-perbedaan situasi.

II.  PERENCANAAN DAN PENETAPAN MANAJEMEN
1. Pengertian Perencanaan
Merencanakan menyangkut merumuskan sasaran atau tujuan organisasi tersebut, menetapkan strategi menyeluruh untuk mencapai tujuan ini, dan menyusun hierarki lengkap rencana-rencana untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan. Perencanaan itu sekaligus menyangkut tujuan (apa yang harus dikerjakan) dan sarana-sarana (bagaimana harus dilakukan).
Perencanaan dapat dirumuskan lebih lanjut dipandang dari segi apakah formal atau informal. Semua menajer melakukan perencanaan, tetapi perencanaan itu boleh jadi hanya tidak resmi. Dalam perencaan tidak resmi itu, tak ada apa pun yang ditulis, dan sedikit atau tidak ada penyampaian sasaran-sasaran kepada orang-orang lain di organisasi itu. Ini melukiskan bagaimana perencanaan itu dilakukan di banyak peruusahaan kecil; pemilik menajernya mempunyai suatu visi kearah mana ia ingin pergi dan bagaimana sampai ke situ. Perencanaan itu bersifat umum dan tidak mempunyai kelanjutan. Tentu saja, perencanaan tk resmi ada pula di sejumlah organisasi besar, dan sejumlah perusahaan kecil memiliki rencana-rencana formal yang amat canggih.
Dalam buku ini kami menggunakan istilah merencanakan, yang kami maksudkan adalah perencanaan formal. Sasaran-sasaran terperinci dirumuskan dan mencakup periode bertahun-tahun. Sasaran-sasaran ini ditulis dan diumumkan kepada anggota-anggota organisasi. Akhirnya, terdapat program-program tindakan terperinci untuk mencapai sasaran-sasaran ini; artinya, pra manajer dengan jelas merumuskan jalan yang ingin mereka tempuh untuk membawa organisasi tersebut dari tempatnya sekarang ini sampai ke tempat yang dikehendaki.

2. Manfaat Perencanaan
a. Mengarah pada tindakan yang bertujuan.
b. Menghindari kesalahan atau resiko.
c. Memungkinkan pendelegasian tugas (kekuasaan).
d. Memungkinkan koordinasi.
e. Metode yang digunakan bisa lebih baik.
f. Bisa berhemat atau ekonomis data.
g. Bisa menghemat tenaga manajemen.
h. Sebagai dasar untuk pengendalian.

3. Jenis Perencanaan dalam Organisasi
a. Rencana Strategi lawan Rencana Operasional
Rencana strategi adalah rencana-rencana yang berlaku bagi seluruh organisasi, menentukan sasaran umum organisasi tersebut, dan berusaha menempatan organisasi tersebut dalam lingkungannya.
Rencana operasional adalah rencana yang menetapkan rincian tentang cara mencapai keseluruhan tujuan organisasi.
Perbedaan rencna organisasi dengan rencana operasinal memiliki 3 perbedaan yang telah diidentifikasi, yaitu: kerrangka waktu, jangkauan, dan apa rencana-rencana itu mencantumkan serangkaian sasaran organisasi yang telah diketahui. Rencana-rencana operasioanl cenderung meliputi periode waktu yang pendek. Misalnya rencana bulanan, mingguan, dan harian sebuah perusahaan hamper senantiasa bersifat operasioanl. Rencana-rencana strategis cenderung mencakup periode waktu yang lama lazimnya tiga tahun atau lebih. Rencana-rencana itu juga mencakup sudut pandang yang lebih luas dan kurang menangani wilayah-wilayah khusus. Pada akhirnya, rencana strategis mencakup perumusan sasaran, sementara rencana operasional mengasumsikan adanya sasaran. Rencana operasional merumuskan cara-cara untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.
b. Rencana Jangka Pendek lawan Rencana Jangka Panjang
Rencana jangka panjang adalah rencana dengan karangka waktu yang di atas tiga tahun.
Rencana jangka pendek adalah rencana yang mencakup satu tahun atau kurang.
c. Rencana yang Mengarahkan (Directional) lawan Rencana Khusus (Specific)
Rencana-rencana khusus mempunyai sasaran-sasaran yang dirumuskan dengan jelas. Tidak ada ambigus, tidak ada kesalahpahaman. Namun, rencana khusus mempunyai kekurangan. Rencana-rencana semacam itu membutuhkan kejelasan dan suatu kemampuan meramal yang sering kali tidak ada. Apabila ketidakpastian tinggi dan manajemen harus fleksibel untuk menanggapi perubahan-perubahan yang tak terduga, maka orang lebih suka menggunakan rencana yang mengarahkan.
Rencana direksioanal (yang mengarah) mengidentifiikasikan garis-garis pedoman umum. Rencana-rencana itu memberikan focus tapi tidak mengunci para manajer ke dalam sasaran-sasaran khusus atau rangkaian-rangkaian tindakan.


Referensi:
Widjaja, Amin. 1993. Suatu Pengantar Manajemen. Jakarta: Rineka cipta.
Schermerhom, Jr, J. 1998. Manajemen. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Robbins, S dan Coulter, M. 2004. Manajemen Jilid 2. Jakarta: Indeks.
Leavitt, Harold J. 1992. Psikologi Mannajemen. Jakarta: Erlangga.
Robbins, S dan Coulter, M. 2004. Manajemen Jilid 1. Jakarta: Indeks.
Sastrodiningrat, S. 1999. Kapita Selekta Manajemen & Kepemimpinan. Jakarta: IMD-HILL-CO.
Abdul Mukhyi, M dan Saputru, I. 1995. Pengantar Manajemen Umum. Jakarta: Gunadarma.

Arsyad, L. 1993. Pengantar Perencanaan Ekonomi. Yogyakarta: Media Widya Mandala.

Selasa, 30 April 2013

Teori Kepribadian dan Tokoh Psikologi



1.  TEORI KEPRIBADIAN
TEORI BEHAVIOR
Apa itu Behaviorisme?
Behavior dalam psikologi atau juga disebut behaviorisme adalah teori pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari pengkondisisan linngkungan. Pengkondisian terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Teori ini dapat dipelajari secara sistematis dan dapat diamati dengan tidak mempertimbangkan dari seluruh keadaan mental.
Ada dua tipe pengkondisian dalam Behavior:
1. Classical Conditioning adalah cara yg digunakan dalam percobaan behavior yang stimulusnya terjadi secara natural yang dihubungkan dengan respons yakni dengan stimulus netral. Respon akan hadir dengan sendirinya tanpa respon yang disengaja.
2. Operant Conditioning adalah cara yang digunakan dalam behavior dengan diakhiri dengan hadiah dan hukuman.
5 pemikir besar dalam behavior adalah :
1. Ivan pavlov
2. B. F. Skinner
3. Edward Thorndike
4. John B. Watson
5. Clark Hull
Kritik terhadap Teori Behavior:
1. Teori ini hanya menggunakan pendekatan satu dimensi saja dalam memandang perilaku.
2.   Proses belajar terjadi hanya dengan adanya penguatan atau hukuman
3.  Manusia dan hewan dapat beradaptasi dengan tingkah lakunya ketika informasi baru itu dikenalkan, walapupun pola tingkah laku sebelumnya telah diketahui melalui penguatan.
Kelebihan Teori Behavior:
1. Teori Behavior adalah didasarkan pada perilaku yang dapat diobservasi, sehingga mempermudah
2.  Teknik terapi yang didasarkan pada behaviorisme antra lain intervensi tingkah laku secara intensif, lebih ekonomis, dan pelaksanaannya memiliki ciri tersendiri. Pendekatan ini sangat berguna untuk merubah perilaku yang berbahaya dan maladaptif baik pada anak dan dewasa.


TEORI PSIKOANALISIS
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak (gerakan otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun bisa kita akses (preconscious) dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak sadar (unconscious). Di alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental yang ibarat gunung es dari kepribadian kita, yaitu:
a.    Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.
b.   Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu dari lingkungannya.
c.   Ego, adalah pengawas realitas.
Sebagai contoh adalah berikut ini: Anda adalah seorang bendahara yang diserahi mengelola uang sebesar 1 miliar Rupiah tunai. Id mengatakan pada Anda: “Pakai saja uang itu sebagian, toh tak ada yang tahu!”. Sedangkan ego berkata:”Cek dulu, jangan-jangan nanti ada yang tahu!”. Sementara superego menegur:”Jangan lakukan!”.
Pada masa kanak-kanak kira dikendalikan sepenuhnya oleh id, dan pada tahap ini oleh Freud disebut sebagai primary process thinking. Anak-anak akan mencari pengganti jika tidak menemukan yang dapat memuaskan kebutuhannya (bayi akan mengisap jempolnya jika tidak mendapat dot misalnya).
Sedangkan ego akan lebih berkembang pada masa kanak-kanak yang lebih tua dan pada orang dewasa. Di sini disebut sebagai tahap secondary process thinking. Manusia sudah dapat menangguhkan pemuasan keinginannya (sikap untuk memilih tidak jajan demi ingin menabung misalnya). Walau begitu kadangkala pada orang dewasa muncul sikap seperti primary process thnking, yaitu mencari pengganti pemuas keinginan (menendang tong sampah karena merasa jengkel akibat dimarahi bos di kantor misalnya).
Proses pertama adalah apa yang dinamakan EQ (emotional quotient), sedangkan proses kedua adalah IQ (intelligence quotient) dan proses ketiga adalah SQ (spiritual quotient).


TEORI HUMANISTIK
Beberapa psikolog pada waktu yang sama tidak menyukai uraian aliran psikodinamika dan behaviouristik tentang kepribadian. Mereka merasa bahwa teori-teori ini mengabaikan kualitas yang menjadikan manusia itu berbeda dari binatang, seperti misalnya mengupayakan dengan keras untuk menguasai diri dan merealisasi diri. Di tahun 1950-an, beberapa psikolog aliran ini mendirikan sekolah psikologi yang disebut dengan humanisme. Psikolog humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka cenderung untuk berpegang pada prespektif optimistik tentang sifat alamiah manusia. Mereka berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka.
Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme.


2.  TOKOH PSIKOLOGI
ERICH FROMM
Erich Fromm lahir di Frankfurt, Jerman pada tanggal 23 Maret 1900. Ia belajar psikologi dan sosiologi di University Heidelberg, Frankfurt, dan Munich. Setelah memperoleh gelar Ph.D dari Heidelberg tahun 1922, ia belajar psikoanalisis di Munich dan pada Institut psikoanalisis Berlin yang terkenal waktu itu. Tahun 1933 ia pindah ke Amerika Serikat dan mengajar di Institut psikoanalisis Chicago dan melakukan praktik privat di New York City. Ia pernah mengajar pada sejumlah universitas dan institut di negara ini dan di Meksiko. Terakhir, Fromm tinggal di Swiss dan meninggal di Muralto, Swiss pada tanggal 18 Maret 1980.
Teori Fromm adalah campuran yang agak unik antara teori Freud dan Marx. Freud, tentu saja, menekankan pada keadaan bawah sadar, biological drive, represi, dan sebagainya. Dengan kata lain, Freud mendalilkan bahwa karakter kita ditentukan oleh sistem biologis pada tubuh kita. Marx, di sisi lain, melihat orang-orang yang ditentukan oleh lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal, terutama oleh sistem ekonomi mereka.
Fromm mengkombinasikan dari dua sesuatu sistem deterministik yang cukup asing: yaitu gagasan kebebasan. Bahkan, Fromm membuat kebebasan karakteristik utama dari sifat manusia!
Ada beberapa teori Fromm yang terbukti. Sebuah contoh yang tepat berasal murni dari determinisme biologis, ala Freud, yaitu Binatang tidak khawatir tentang kebebasan - naluri mereka mengurus semuanya. Woodchucks, misalnya, tidak perlu konseling karir untuk memutuskan apa yang akan mereka menjadi ketika mereka tumbuh dewasa: Mereka akan menjadi woodchucks!
Dari sini kita bisa melihat kehidupan di Abad Pertengahan yang mengerikan dan primitif, atau hidup sebagai binatang. Namun kenyataannya adalah bahwa kurangnya kebebasan yang ditunjukkan oleh determinisme biologis atau sosial sangatlah sederhana. Hidup Anda memiliki struktur, makna, tidak ada alasan untuk pencarian jati diri, Anda dapat menyesuaikan diri dan tidak pernah menderita krisis identitas.
Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah individu yang merasa kesepian dan terisolir karena dipisahkan dari alam dan lingkungan sekitarnya. keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang, ini adalah situasi khas manusia. Dalam bukunya Escape from Freedom (1941), ia mengembangkan tesis bahwa manusia menjadi semakin bebas dari abad ke abad, maka juga makin merasa kesepian (being lonely). Jadi, kebebasan menjadi keadaan yang negatif dimana manusia melarikan diri. dan jawaban dari kebebasan yang pertama adalah semangat cinta dan kerjasama yang menghasilkan manusia yang menghasilkan masyarakat yang lebih baik, yang kedua adalah manusia merasa aman dengan tunduk pada penguasa yang kemudian dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Contoh Kasus :
"Seorang wanita 25 tahun; dia cantik, menarik, dan selain pelukis. Saya pernah mendengar bahwa ia telah bertunangan dan beberapa saat kemudian pertunangan itu batal, saya ingat bahwa dia hampir selalu berada pada perusahaan ayahnya. Menurut saya, Ayahnya adalah seorang tidak menarik, tua, dan saya pikir beliau tidak terlalu luwes dan supel dalam bergaul (mungkin penilaian saya agak bias oleh cemburu). Lalu suatu hari saya mendengar berita mengejutkan: ayahnya telah meninggal, dan segera setelah itu, ia bunuh diri dan meninggalkan sebuah surat wasiat yang menyatakan bahwa ia ingin dikuburkan dengan ayahnya”.


ABRAHAM MASLOW
Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada 1908 dan wafat pada 1970 dalam usia 62 tahun. Maslow dibesarkan dalam keluarga yahudi dan merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara. Masa muda Maslow berjalan dengan tidak menyenangkan karena hubungan yang buruk dengan kedua orang tuanya. Semasa anak-anak dan remaja Maslow merasa dirinya amat menderita dengan perlakuan orangtuanya, terutama ibunya.
Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs atau Hierarki Kebutuhan. Kehidupan keluarganya dan pengalaman hidupnya memberi pengaruh atas gagasan gagasan psikologisnya. Setelah perang dunia ke II, Maslow mulai mempertanyakan bagaimana psikolog psikolog sebelumnya tentang pikiran manusia. Walau tidak menyangkal sepenuhnya, namun ia memiliki gagasan sendiri untuk mengerti jalan pikir manusia.
Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Kebutuhan fisiologis atau dasar
2.      Kebutuhan akan rasa aman
3.      Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
4.      Kebutuhan untuk dihargai
5.      Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Maslow menyebut empat kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan harga diri dengan sebutan homeostatis.mudian berhenti dengan sendirinya.
Maslow memperluas cakupan prinsip homeostatik ini kepada kebutuhan-kebutuhan tadi, seperti rasa aman, cinta dan harga diri yang biasanya tidak kita kaitkan dengan prinsip tersebut. Maslow menganggap kebutuhan-kebutuhan defisit tadi sebagai kebutuhan untuk bertahan. Cinta dan kasih sayang pun sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah ada sejak lahir persis sama dengan insting.
Contoh Kasus :
Ada sebuah perusahaan X yang mengalami krisis ekonomi, sehingga perusahaan tersebut mengalami kerugian yang sangat besar. Perusahaan tersebut harus mendapatkan solusi dari krisis yang sedang mereka hadapi. Mereka mengambil solusi yaitu dengan cara mem-PHK beberapa pegawai di perusahaan tersebut. Hal ini berdampak buruk pada kesejahteraan pegawai di perusahaan tersebut yang terkena PHK. Sehingga mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang terdapat dalam teori Abraham Maslow.

CARL ROGERS
Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago. Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Pebruari 1987 karena serangan jantung.Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis yang terkenal keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide-ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman -pengalaman terapeutiknya.
Konsep diri menurut Rogers adalah bagaimana orang memberi gambaran terhadap dirinya, tentang siapa dirinya. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman actual, dari situ tidak bisa mengembangkan kepribadian yang sehat. Sedangkan Congruence adanya kecocokan antara self yang dirasakan dengan kenyataan. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat). (Schultz 1991).
Rogers memiliki beberapa hipotesis tentang bagaimana ketidaksesuaian itu dapat berkembang. Rogers menggambarkan orang yang tidak sehat adalah orang yang mengalami tidak mendapatkan unconditional positive regard (penghargaan positif tanpa syarat). Contohnya, Semakin banyak conditional positive regards dari orang tua, patologi juga semakin berkembang. Karena membutuhkan cinta tersebut, anak mulai untuk mendapatkan kasih sayang tersebut dengan mengikuti kondisi yang diberikan orang tuanya atau apa yang diharapkan oleh orang tuanya. Sehingga dia tidak menjadi dirinya sendiri dan selalu mengkuti kehendak orang lain.
Perkembangan kepribadian Self menurut Rogers. Self merupakan konstruk utama dalam teori kepribadian Rogers, yang dewasa ini dikenal dengan ” Self concept “. Rogers mengartikan sebagai persepsi tentang karakteristik “ I ” atau “ Me” dan persepsi tentang hubungan “ I” atau “ Me ” dengan orang lain atau berbagai aspek kehidupan, termasuk nilai-nilai yang terkait dengan persepsi tersebut.
Diartikan juga sebagai keyakinan tentang kenyataan, keunikan, dan kualitas tingkah laku diri sendiri. Konsep diri merupakan gambaran mental tentang diri seseorang, seperti : “Saya cantik”, “Saya seorang pekerja yang jujur”, dan “Saya seorang pelajar yang rajin”.
Hubungan antara “ Self concept ” dengan organisme terjadi dalam 2 kemungkinan, yaitu “ congruence ” atau “ Incongruence”. Kedua kemungkinan hubungan ini menentukan perkembangan kematangan, penyesuaian, dan kesehatan mental seseorang. Apabila antara “ Self concept ” dengan organisme terjadi kecocokan maka hubungan itu disebut kongruen, tetapi apabila terjadi diskrepansi (ketidakcocokan) maka hubungan itu disebut inkongruen. Contoh yang inkongruen : Anda mungkin meyakini bahwa secara akademik anda seorang yang cerdas, namun ternyata nilai-nilai yang anda peroleh sebaliknya (organisme atau pengalaman nyata).
Peranan Positif Regard dalam kepribadian individu
Positive regards sangat dibutuhkan agar individu mempunyai kepribadian yang sehat. Ketika anak sedang berkembang maka anak juga belajar membutuhkan cinta dan kasih sayang dari orang terdekatnya maka hal tersebut disebut sebagai positive regards. Setiap anak terdorong untuk mencari positive regards tetapi tidak setiap anak mendapatkan hal itu .
Anak akan merasa senang dan nyaman jika dia menerima kasih sayang, cinta dan persetujuan dari orang lain, apalagi jika hal tersebut dia dapatkan dari orang-orang terdekatnya namun, jika dia kurang mendapat cinta dan kasih sayang serta mendapatkan ejekan, maka dia akan merasa sangat kecewa dan sedih.

Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya menurut Rogers
1 .Keterbukaan pada Pengalaman
Seseorang yang berfungsi sepenuhnya seseorang bebas untuk mengalami semua perasaan dan sikap. Setiap pendirian dan perasaan yang berasal dari dalam dan dari luar disampaikan ke sistem saraf organisme tanpa distorsi atau rintangan. Memiliki kepribadian yang fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman dalam kehidupan tetapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempata–kesempatan persepsi atau ungkapan baru.

2. Kehidupan Eksistensial
Seseorang yang berfungsi sepenuhnya setiap pengalaman segar dan baru, seperti belum pernah ada. Adanya kegembiraan karena selalu terbuka ke[ada setiap pengalaman. Kepribadian ini tidak kaku dan tidak dapat diramalkan. Setiap pengalaman merupakan suatu struktur yang dapat berubah dengan mudah sebagai respon pengalaman yang berikutnya.

3. Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Seseorang yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak menurut impuls–impuls yang muncul seketika dan intuitif. Tingkah laku yang spontanitas dan kebebasan. Memiliki jalan masuk untuk mengambil keputusan pada situasi tertentu. Semua faktor yang relevan diperhitungkan dan dipertimbangkan sehingga dapat diambil keputusan yang memuaskan semua segi situasi dengan sangat baik.

4. Perasaan Bebas
Seseorang yang berfungsi sepenuhnya memiliki kepribadian yang bebas untuk memilih dan bertindak, tanpa adanya paksaan dan rintangan antara alternative pikiran dan tindakan. Serta memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya.

5. Kreativitas
Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Menurut Rogers, orang-orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menaggulangi perubahan-perubahan traumatis sekalipun, seperti dalam pertempuran atau bencana-bencana alamiah.sehingga ketika mereka mengalami bencana mereka dapat segera mengatasinya dengan baik.

Contoh Kasus :
Seseorang akan menghadapi persoalan jika diantara unsur-unsur dalam gambaran terhadap diri sendiri timbul konflik dan pertentangan, lebih-lebih antara siapa saya ini sebenarnya (real self) dan saya seharusnya menjadi orang yang bagaimana (ideal self). Berbagai pengalaman hidup menyadarkan orang akan keadaan dirinya yang tidak selaras itu, kalau keseluruhan pengalaman nyata itu sungguh diakui dan tidak di sangkal. Berikut ini ada contoh kasus yang biasa ditangani oleh pendekatan Person-centered. Misalnya, seorang mahasiswi mengira bahwa dia adalah seorang mahasiswi yang pintar dan tidak pernah menyontek, tetapi pada suatu saat dia mulai sadar akan tingkah lakunya yang bertentangan dengan fikiran itu, karena ternyata dia berkali-kali mencoba menyontek dan jarang mengerjakan tugas-tugas kuliah. Padahal, seharusnya sebagai mahasiswa ia tidak boleh bertindak begitu. Pengalaman yang nyata ini menunjuk pada suatu pertentangan antara siapa saya ini sebenarnya dan seharusnya menjadi orang yang bagaimana. Bilamana mahasiswi mulai menyadari kesenjangan dan mengakui pertentangan itu, dia menghadapi keadaan dirinya sebagaimana adanya. Kesadaran yang masih samar-samar akan kesenjangan itu menggejala dalam perasaan kurang tenang dan cemas serta dalam evaluasi diri sebagai orang yang tidak pantas (worthless). Mahasiswi ini siap untuk menerima layanan konseling dan menjalani proses konseling untuk menutup jurang pemisah antara dua kutub di dalam dirinya sendiri, serta akhirnya menemukan dirinya kembali sebagai orang yang pantas (person of worth).
  

Referensi :

http://temantanpabulu.blogspot.com/2012/10/psikopatologi-humanistik-sejarah.html