Penemu Inggris Charles Babbage menyelesaikan prinsip-prinsip pemakaian
umum komputer digital seabad penuh sebelum perkembangan besar-besaran mesin
hitung elektronik terjadi. Mesin yang dirancangnya, yang diberinya nama “mesin
analitis” pada pokoknya mampu melaksanakan apa saja yang bisa dilakukan
kalkulator modern (meski tidak sama cepatnya, karena “mesin analis” bukanlah
dirancang untuk bertenaga listrik). Sayangnya, berhubung teknologi abad ke-19
belumlah cukup maju, Babbage tidak sanggup merampungkan konstruksi “mesin
analis” itu, selain memang tidak bisa tidak memerlukan waktu dan biaya besar.
Sesudah matinya, gagasannya yang begitu cemerlang nyaris dilupakan orang.
Tahun 1937, tulisan-tulisan Babbage menjadi perhatian Howard
H. Aiken, sarjana tamatan Harvard. Aiken yang juga sedang mencoba menyelesaikan
rancangan mesin komputer, tergerak banyak oleh gagasan-gagasan Babbage.
Bekerjasama dengan IBM, Aiken sanggup membuat Mark I, komputer pertama untuk
segala keperluan. Tahun 1946, dua tahun sesudah Mark I dioperasikan, kelompok
insinyur dan penemu lain menyelesaikan ENIAC, mesin hitung elektronik pertama.
Sejak saat itu, kemajuan teknologi komputer berkembang dengan derasnya.
Karena mesin hitung punya pengaruh begitu besar di dunia, malahan akan
menjadi lebih penting lagi di masa-masa depan.Sumbangan pikiran Babbage
terhadap perkembangan komputer tidaklah lebih besar ketimbang Aiken atau
ketimbang John Mauchly dan J.O. Eckert (yang merupakan tokoh utama dalam
perancangan ENIAC). Atas dasar itu paling sedikit ada tiga pendahulu Babbage
(Blaise Pascal, Gottfried Leibniz dan Joseph Marie Jacquard) sudah membuat
sumbangan yang setara dengan Babbage. Pascal, seorang matematikus, filosof dan
ilmuwan Perancis menemukan mesin penjumlahan mekanis bahkan jauh di tahun 1642.
Di tahun 1671 Gottfired Wilhelm Von Leibniz, seorang filosof dan matematikus
merancang mesin yang dapat menjumlah, mengurangi, mengalikan dan membagi.
Leibniz juga orang pertama yang menunjukkan arti penting “sistem binary,” yaitu
sistem penjumlahan dengan dua “digit” yang dalam jaman modern ini secara luas
digunakan dalam mesin komputer. Dan orang Perancis lainnya, Jacquard, yang di
awal abad ke-19 sudah menggunakan sistem pengisian komputer untuk mengawasi
alat tenun. Alat tenun Jacquard yang laku deras secara komersial, punya
pengaruh besar terhadap pemikiran Babbage. Boleh jadi mempengaruhi juga Herman
Hollerith, seorang Amerika yang di penghujung abad ke-19 menggunakan sistem
pengisian komputer untuk membuat kolom-kolom data di Biro Sensus.
Jasa terhadap pengembangan komputer modern karena itu harus dibagi kepada
beberapa orang, meski masing-masingnya punya sumbangan penting tersendiri.
Tetapi, tak satu pun secara menyolok lebih menonjol dari lainnya. Baik Babbage
maupun lainnya tampaknya tak layak untuk dimasukkan dalam bagian pokok dalam
daftar urutan buku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar