Nama : Titis Barliani
NPM
: 17511902
Kelas
: 2PA05
KESEHATAN MENTAL BERDASARKAN DIMENSI
Konsep
sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara
bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Dan
menurut White (1977), sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu
diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu
penyakit dan kelainan.
WHO
pun mengembangkan defenisi tentang sehat. Pada sebuah publikasi WHO tahun 1957,
konsep sehat didefenisikan sebagai suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh
yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang
dimiliki. Sementara konsep WHO tahun 1974, menyebutkan Sehat adalah keadaan
sempurna dari fisik, mental, sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Sementara Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional
Ulama tahun 1983 merumuskan kesehatan sebagai ketahanan “jasmaniah, ruhaniyah
dan sosial” yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri
dengan mengamalkan tuntunannya, dan memelihara serta mengembangkannya.
Konsep
kesehatan mental berdasarkan dimensi-dimensi:
-
Emosi
Orang
yang sehat secara emosi dapat terlihat dari kestabilan dan kemampuannya
mengontrol dan mengekspresikan perasaan (marah, sedih atau senang) secara tidak
berlebihan. Mampu mengendalikan diri.
-
Intelektual
Dikatakan
sehat secara intelektual yaitu jika
seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat realitas.
Memilki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan.
-
Sosial
Sehat
secara sosial dapat dikatakan mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan
baik dengan sekitarnya.mampu untuk bekerja sama.
-
Fisik
Dikatakan
sehat bila secara fisiologis (fisik) terlihat normal tidak cacat, tidak mudah
sakit, tidak kekurangan sesuatu apapun.
-
Spritual
Sementara
orang yang sehat secara spiritual adalah mereka yang memiliki suatu kondisi
ketenangan jiwa dengan id mereka Secara rohani dianggap sehat karena pikirannya
jernih tidak melakukan atau bertindak hal-hal yang diluar batas kewajaran
sehingga bisa berpikir rasional.
Kesimpulan
Definisi
kesehatan mental dari dimensi-dimensi diatas berbeda-beda, namun dapat
disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah kita dapat mengendalikan diri,
melakukan hal-hal yang tidak membahayakan diri, dapat berpikir secara rasional,
mampu berinteraksi dengan lingkungan sosial dan dapat menjaga kesehatan fisik. Jika
itu semua dapat terpenuhi, maka dapat dikatakan sebagai seseorang yang memiliki
mental yang sehat.
TEORI
KEPRIBADIAN
A.
ERIKSON
Menurut Erikson, perkembangan manusia
melewati suatu proses dialektik yang harus dilalui dan hasil dari proses
dialektik ini adalah salah satu dari kekuatan dasar manusia yaitu harapan,
kemauan, hasrat, kompetensi, cinta, perhatian, kesetiaan dan kebijaksanaan.
Perjuangan di antara dua kutub ini meliputi proses di dalam diri individu
(psikologis) dan proses di luar diri individu (sosial). Dengan demikian,
perkembangan yang terjadi adalah suatu proses adaptasi aktif.
- Trust VS Mistrust (0-1/1,5 tahun).
Perkembangan
basic trust, essensial. Dalam derajat tertentu diperlukan juga perkembangan ketidakpercayaan
(mistrust) untuk mendeteksi suatu bahaya atau suatu yang tidak menyenangkan
& membedakan orang-orang yang dapat dipercaya / tidak.
-
Otonomi VS Rasa Malu dan Ragu ( early chilhood : 1/1,5-3 tahun).
Mulai mengembangkan kemandirian. Bisa
timbul kegelisahan, ketakutan dan kehilangan rasa pencaya diri apabila suatu
kegagalan terjadi.
-
Inisiatif VS Rasa Bersalah (late chilhood: 3-6th).
Komponen positif adalah berkembangnya
inisiatif. Modalitas dasar psikososialnya : membuat, campur tangan, mengambil
inisiatif , membentuk, melaksanakan pencapaian tujuan dan berkompetisi.
-
Industri VS Inferiority ( usia sekolah: 6-12 tahun).
Dimulai industrial age. Pengalaman
berhasil memberikan rasa produktif, menguasai dan kompetitif. Kegagalan
menimbulkan perasaan tidak adekuat & inferioritas merasa diri tidak tidak
berguna.
-
Identitas dan Penolakan VS difusi Identitas ( masa remaja: 12-20 tahun).
Tahap perkembangan sebelumnya memberi
kontribusi yang berarti pada pembentukkan Identitas dapat terjadi krisis
identitas. Fungsi dasar remaja : mengintegrasikan berbagai identifikasi yang
mereka dapat pada masa kanak-kanak untuk melengkapi proses pencarian identitas.
-
Intimasi dan Solidaritas VS Isolasi (Early adulthood : 20-35 th).
Perkembangan identitas mendasari
perkembangan keakraban indvidu dengan orang lain. Kemampuan mengembangkan
hubungan dengan sejenis/lawan jenis. Salah satu aspek keintiman adalah
solidaritas. Jika keintiman gagal dicapai, individu cenderung menutup diri.
-
Generativitas VS Stagnasi/ mandeg ( middle adulthood : 35-65 th ).
Generativitas bertitik tolak pada
pentingnya dan pengarahan generasi berikutnya. Penting menumbuhkan upaya-upaya
kreatif dan produktif . Bila generativitas gagal, terjadi stagnasi.
-
Integritas VS Keputusasaan (later years: diatas 65 th).
Secara ideal telah mencapai integritas
Integritas : menerima keterbatasan hidup, merasa menjadi bagian dari generasi sebelumnya,
memiliki rasa kearifan sesuai bertambahnya usia, merupakan integrasi akhir dari
tahap-tahap sebelumnya. Bila integritas gagal : timbul keputusasaan, penyesalan
terhadap apa yang telah dan belumdilakukannya, ketakutan dalam menghadapi
kematian.
B.
FREUD
Psikoanalisis
adalah permasalahan yang terbawa ke bawah alam sadar, yang berusaha dibawa ke
alam nyata. Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran
yaitu (1) alam tidak sadar (unconscious)
adalah segala sesuatu yang sukar sekali muncul ke dalam kesadaran (menghasilkan
pikiran-pikiran dan dorongan-dorongan), (2) alam bawah sadar (preconscious)
adalah segala sesuatu yang membutuhkan sedikit usaha untuk dibawa ke dalam
kesadaran, (3) alam sadar (conscious-ness)
adalah segala sesuatu yang kita sadari.
WILAYAH PIKIRAN
Selama hampir dua dekade, Freud menelurkan
satu-satunya model pikiran topografis seperti yang dijelaskan dibagian
sebelumnya, dan satu-satunya upayanya untuk menggambarkan pertempuran psikis
adalah konflik antara dorongan yang disadari dan yang tidak disadari. Kemudian
selama periode 1920-an, Freud (1923/1961an) memperkenalkan model struktural
yang terdiri dari tiga bagian. Pembagian pikiran kedalam tiga bagian seperti
ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan model topografis, tetapi cara ini
membantu Freud menjelaskan gambaran mental berdasarkan fungsi atau tujuannya.
Wilayah pikiran menurut Freud dibagi menjadi tiga,yaitu;
a)
Id : instinctual drives present at birth.
- Bekerja menurut the pleasure principle.
- Memiliki 2 proses: (1) tindakan
refleks (reaksi otomatis), (2) proses primer (penurunan ketegangan dengan cara
membentuk khayalan tentang objek yang dapat menghilangkan ketegangan).
b)
Ego : develops out of the id in infacy.
- Paham akan realitas dan logika.
- Mediator antara id dan superego.
- Berfungsi untuk menunda pemuasan
sesuai situasi (reality principle).
c)
Superego : hasil interaksi dengan dunia sekitarnya.
- Internalisasi nilai dan moral dari
lingkungan social.
- Bersifat utopis (utopia).
- Berfungsi merintangi implus dari id.
- Dibedakan menjadi: (1) ego ideal (apa
yang semestinya atau idealnya dilakukan), (2) conscience (apa yang tidak boleh dilakukan).
DINAMIKA KEPRIBADIAN
Tingkat
kehidupan mental dan wilayah pikiran mengacu pada struktur atau komposisi
kepribadian; tetapi kepribadian itu sendiri juga bertindak. Sehingga, Freud
mengusulkan sebuah dinamika atau prinsip motivasional untuk menerangkan
kekuatan-kekuatan yang mendorong tindakan manusia. Bagi Freud, manusia
termotivasi untuk mencari kesenangan serta menurunkan ketegangan dan kecemasan.
Motivasi ini diperoleh dari energi psikis dan fisik dari dorongan-dorongan
dasar yang mereka miliki. Dinamika kepribadian menurut Freud yaitu (1) Instink
merupakan representasi psikologis dari kebutuhan ragawi, untuk memenuhi
kebutuhan psikologis. Penggolongan instink menurut Freud dibagi menjadi 2
yaitu, life instink (instink hidup) seperti lapar, haus, sex dan death intink (instink mati) seperti
dorongan agresif. (2) Kecemasan merupakan situasi afektif yang dirasa tidak
menyenangkan yang diikuti oleh sensasi fisik yang memperingatkan seseorang akan
bahaya yang mengancam. Kecemasan memiliki 3 jenis yaitu, reality anxiety (timbul dari bahaya yang nyata), neurotic anxiety (kekhawatiran jika id
lepas kendali) ketakutan akan hukuman, dan moral
anxiety (timbul jika individu akan atau sudah melanggar norma yang tertanam
dalam dirinya atau berasal dari kata hati).
TAHAP PERKEMBANGAN
Perkembangan
manusia dalam psikoanalisis merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari
proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai
dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap
perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi
pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap. Menurut Freud,
kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun (A.Supratika, 1984),
yaitu: (1) tahap oral, (2) tahap anal: 1-3 tahun, (3) tahap palus: 3-6 tahun,
(4) tahap laten: 6-12 tahun, (5) tahap genetal: 12-18 tahun, (6) tahap dewasa,
yang terbagi dewasa awal, usia setengah baya dan usia senja.
C.
ALLPORT
Allport mendefinisikan kepribadian sebagai
organisasi dinamis dari sistem psikofisik seseorang yang menentukan perilaku
dan pikiran dari orang tersebut. Menurut Allport orang yang sehat secara
psikologis kebanyakan termotivasi oleh proses yang disadari; mempunyai
perluasan atas rasa tentang diri; berhubungan dengan penuh kasih saying dengan
orang lain; menerima diri mereka apa adanya; mempunyai persepsi realistis
mengenai dunia; serta memiliki wawasan, humor, dan filosofi kehidupan yang
menyeluruh. Allport mendukung suatu posisi yang proaktif, yaitu penekanan
pandangan manusia mempunyai kemampuan yang besar atas kontrol yang sadar
mengenai hidup mareka.
STRUKTUR KEPRIBADIAN
Menurut
Allport struktur kepribadian terpenting adalah yang dapat dideskripsikan orang
tersebut dalam konteks karekteristik individual yang yang disebut sebagai
disposisi personal. Struktur kepribadian menjadi 2 yaitu, (1) Disposisi
personal adalah struktur neuropsikis umum (khas bagi individu) yang mempunyai
kapasitas untuk memberikan respon terhadap banyak stimulus yang berfungsi
ekuivalen, serta untuk memulai dan mengarahkan bentuk perilaku adaptif
ekspresif yang konsisten (setara). Tiga tahapan diposisi personal adalah disposisi pokok hanya dimiliki oleh
beberapa orang dan sangat jelas sehingga tidak dapat disembunyikan, disposisi sentral 5-10 karakter yang
membuat seseorang menjadi khas, disposisi
sekunder yang lebih tidak dapat
dibedakan namun terdapat dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan disposisi
sentral. (2) Proprium merujuk pada perilaku dan disposisi personal yang hangat
dan sentral untuk hidup kita, dan kita anggap sebagai sesuatu yang khusus kita
miliki.
MOTIVASI
Kekuatan
dari struktur motivasi dalam kepribadian menurut Allport berbeda dengan yang
lain, dimana ia mengatakan bahwa yang paling menunjang dalam motivasi ialah
kemampuan kognitif dan perencanaan hidup. Dari dua hal itu, ia mampu membentuk
motivasi dalam dirinya karena ia telah memiliki kemampuan kognitif dan
perencanaan.
OTONOMI FUNGSIONAL
Otonomi
fungsional adalah struktur yang membahas tentang keanekaragaman pribadi. Kenapa
ada yang suka membaca? Kenapa ada yang suka Melukis? itulah yang disebut dengan
keanekaragaman pribadi yang dibagi dalam dua tingkat otonomi yaitu: Kebiasaan
dan Minat. Kebiasaan adalah struktur yang terbentuk dari keterikatan lingkungan
kita. Misalnya jika kita tinggal di lingkungan yang banyak pemain bola, maka
kita akan ikut juga untuk bermain bola, sedangkan Minat adalah stuktur yang
terbentuk dari kesadaran akan target yang kita inginkan.
Sumber :
Feist, Jess &
Gregory J. Feist. 2011. Teori Kepribadian
Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika.
Feist, Jess &
Gregory J. Feist. 2011. Teori Kepribadian
Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar